Panduan Menulis Skripsi
Manajemen Keuangan
dengan tepat dan mudah
1. Data
Untuk setiap penelitian, diperlukan data. Data memiliki 4 skala data, dari terendah ke
tertinggi yakni Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio, disingkat NOIR.
Nominal hanya sebagai pembeda, atau koding,
misal 0 dan 1, untuk jenis kelamin (Lelaki dan perempuan); ya dan tidak. Data nominal biasanya tidak dapat diperoleh statistika
deskriptifnya, tetapi cukup/hanya persentase.
Ordinal, juga pembeda namun terstruktur (meningkat,
atau menurun), namun antar katagori
tidak bisa didefinisikan sama jaraknya. misal
pilihan 1, 2, 3 untuk pendidikan slta, sarjana, dan pascasarjana. Atau pada kuesioner dengan pilihan 1 s.d. 5
yang menunjukkan 1= sangat tidak suka hingga 5=sangat suka. Jarak (1-2) dan (3-4) secara angka sama, namun tidak
sama dalam makna
Interval, lebih tinggi dari ordinal, dimana
jaraknya 1-2 dan 3-4, setara dalam angka dan makna. Hanya saja tidak ada ‘titik nol’ sehingga
tidak dapat diperbandingkan. Misal jam. Jarak jam
3 ke 6; dan jam 7 ke 10 adalah sama 3 jam. Namun tak dapat dikatakan bahwa jam 10 adalah
3.3 kali jam 3
Rasio, data tertinggi, memiliki jarak sama, makna tepat dan dapat diperbandingkan (karena memiliki titik nol). Data-data tentang laporan keuangan, ekonomi, dan lain-lain pada umumnya adalah data rasio. PT A dan B memiliki Aset Rp10000 M dan Rp15000M; itu berarti PT B assetnya 1.5x PT A. Data rasio dapat dimanfaatkan statistika deskriptifnya
Data skala Interval dan rasio, dapat diubah menjadi skala nominal dan ordinal. Namun tidak sebaliknya. Untuk mengubah skala data ini, tentu harus berdasarkan pertimbangan yang diperlukan. Hal lainnya, adalah jika data diubah menjadi skala yang lebih rendah, maka ada potensi kehilangan informasi yang penting.
2. Validitas dan Reabilitas
Validitas menunjukkan alat ukur yang dipakai
tepat, sedangkan reabilitas adalah alat ukur tersebut akurat/tidak rusak. Misal kita akan mengukur berat badan (kg)
maka alat yang tepat adalah timbangan yang masih berfungsi baik. mengukur berat badan, dengan cara lain (selain timbangan) misal
melalui tinggi badan, BMI, adalah tidak valid dan tidak realibel
contoh:
2.1. Dividen
Bagaimana jika mahasiswa ingin melakukan
penelitian berkenaan dengan dividen perusahaan (laba yang dibagikan). Mahasiswa dapat menggunakan DPS (devidend per
share) atau DPR (devidend payout rasio).
Mari kita bahas contoh sederhana demikian
PT ABC mendapatkan laba sebesar Rp1000, dengan
lembar saham beredar 100 lembar. PT ABC
berencana akan membagikan dividen sebesar Rp600?
Dari contoh di atas maka diketahui
DPS =1000/100 = Rp10/lembar
DPR = 600/1000 = 60%
PT ABC mempertimbangkan untuk melakukan stock
split 1:2, dengan demikian lembar saham beredar berubah dari 100 menjadi 200
lembar; atau setiap satu saham, sekarang dihitung/ekuivalen menjadi dua
saham. Dari situasi ini maka diketahui
DPS =
1000/200 = Rp5/lembar.
DPR = 600/1000 = 60%
Dengan DPS, terjadi perubahan/turun nilai
(signifikan), namun sebenarnya kekayaan investor tidak berubah (tetap
rp10/lembar)
Dengan pengukuran DPR perhitungan tetap sama,
yakni sebesar 60%
: karena itu ukuran untuk dividen yang valid dan realibel adalah DPR [kecuali ada pertimbangan lainnya]
2.2. Harga vs return
Investor dalam berinvestasi untuk mendapatkn return, bukan harga. Karena itu, ukuran kinerja investasi yang tepat adalah return. Misal saja. Nona Sari memiliki uang Rp1,000,000. Dan memiliki alternatif 2 pilihan investasi (membeli saham) sebagai berikut
Saham A saat ini harga Rp1000
Saham B saat ini harga Rp100
Jika Nona Sari membeli saham A maka akan mendapatkan 1000 lembar; sedangkan jika membeli saham B akan mendapatkan 10,000 lembar. Jika harga saham A naik dari Rp1000 à 1100; maka harga naik +100 atau 10%, dan besaran nilai kekayaan adalah Rp1,100,000 atau naik sebesar Rp100,000 atau 10%. Jika harga saham B naik dari Rp100 à 120; maka harga naik +20 atau 20%, dan besaran nilai kekayaan adalah Rp1,200,000 atau naik sebesar Rp200,000 atau 20%
: perhatikan, kenaikan harga A lebih besar,
tetapi sebenarnya returnnya kecil [tidak konsisten].
NB: mahasiswa boleh mencoba sebaliknya (jika
harganya turun), maka turun dengan return, akan konsisten
Dengan menggunakan return, maka akan lebih
tepat
Pesan (ilmiah) lainnya, dari contoh ini ada istilah size anomaly, yakni perusahaan dengan skala kecil, secara return akan lebih besar
Tabik pun.
3. Satuan Data
mahasiswa sering lupa (salah), abai, yakni tidak memperhatikan satuan yang dipakai. padahal ini kesalahan fatal (pertama) untuk sebuah tabel. setiap variabel mesti ada cara membaca (menyebutnya) dan itu adalah satuan. lebih lanjut nanti, dapat terjadi kesalahan intrepretasi. coba kita ikuti ilustrasi berikut ini:
jika kita datang ke bank, melihat suku bunga, maka tulisannya, misal 2% (dibaca dua persen), bukan 0,02. dengan demikian satuan untuk return/kinerja investasi adalah persen. sewaktu menuliskan data untuk pengolahan, misal kinerja investasi sebesar 13%, maka ditulisnya adalah 13; ingat bukan 0,13.
karena itu itu setiap variabel yang dipakai, wajib mengetahui satuan datanya
harga aqua adalah Rp 5 ribu satuannya ribu [ditulis 5]
harga handphone Rp 5 juta, satuannya juta [ditulis 5]
harga mobil Rp245 juta satuannya juta [ditulis 245]
Current Ratio 2 satuannya kali (x)
Current Ratio 200 satuannya (%)
Debt Equity Ratio 0.45 satuannya (x)
Debt Equity Ratio 45 satuannya (%)
dan lain sebagainya
bagaimana mengintrepretasikannya?. jika data yang dimaksudkan sudah ditulis dengan benar, maka intrepretasi hasil, dapat dilakukan dengan mudah dan sesuai. misal persamaan sebagai berikut
Y = a + b DER
Y = kinerja/return (%)
sedangkan DER dapat digunakan dengan satuan (x) maupun (%)
DER --> misal satuan X
Y = a + 0.1DER
jika DER berubah (naik) 1 satuan maka Y akan meningkat 0.1%
DER --> misal satuan %
Y = a + 0.001DER
jika DER berubah (naik) 1 % maka Y akan meningkat 0.001%
4. Logaritma Assets
ukuran perusahaan (size) seringkali sangat besar yakni RPTrilyun, sementara mungkin variabel lainnya bisa sangat kecil, misal return (%). sebenarnya hal itu tidak ada masalah sama sekali, jika misal Asset ditulis dengan satuan Rp Trilyun [misal asset sebesar Rp150,000,000,000,000; cukup ditulis Rp 150 T.
seringkali mahasiswa, lalu melakukan transformasi dengan melogaritmakan ukuran tersebut, namun kurang memahami konsep dasarnya. yang perlu digarisbawahi, jika melakukan logaritma, maka datanya harus penuh (tidak boleh pakai satuan) dan intrepretasi (satuan) hasil regresinya berubah menjadi persentase (lihat gujarati)
jadi yang benar adalah
=log(150,000,000,000,000) = 14,76
yang salah
log (150000000000) satuan ribu = 11,176
log (150000000) satuan juta = 8,176
log (150000) satuan milyar = 5,176
bagaimana intrepretasinya?. misal
Y = a+b LogSize
Y = ROE
Y = a + 0.2LogSize
--> jika Size meningkat 1% maka ROE akan meningkat 0.2%
tabik pun
5. Data dengan Nilai Negatif
Jika variabel memiliki nilai negatif, maka
peneliti perlu waspada. Dengan kata
lain, peneliti sebelum melakukan olah data, harus memerhatikan datanya. Hal ini
karena data negatif dapat mengubah kesimpulan/makna. Coba ikuti contoh berikut ini:
Contoh (1)
awal = -100
akhir = 50
berapakah pertumbuhannya?.
Jika mengikuti rumus pertumbuhan yakni
(akhir-awal)/awal; maka diperoleh -150%; padahal jelas situasinya telah
meningkat dari -100 menjadi 50.
Contoh (2)
Laba = -100
Modal = -20
Perusahaan rugi bahkan dalam keadaaan finansial distress,
yakni ekuitas sudah negatif, tetapi ROE (laba/modal) diperoleh 500%. aneh bukan?
6. hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara. Sebaiknya, seharusnya hipotesis berdasarkan
konsep teoritis, bukan berdasarkan hasil penelitian. Hasil penelitian yang ada hanyalah membuktikan
atau tidak membuktikan berkenaan dengan hipotesis
Hipotesis dituliskan dalam satu arah (positip
atau negatif), bukan dua arah. Hal ini disebabkan, secara teoritis biasanya
ditunjukkan sebagai satu arah. Coba
ikuti contoh-contoh berikut:
Promosi meningkatkan penjualan à
hipotesisnya adalah promosi berpengaruh positip terhadap penjualan; bukan
hipotesis berpengaruh terhadap penjualan [tanda prediksi positip]
Harga barang yang tinggi menurunkan permintaan
à hipotesisnya harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan;
bukan harga barang berpengaruh terhadap permintaan; [tanda prediksi negatif]
Dan lain-lain
Penulisan hipotesisnya adalah
Ho: promosi tidak berpengaruh terhadap
penjualan
H1: promosi berpengatuh positip terhadap
penjualan
Hipotesis itu dugaan, yang coba dibuktikan
ditolak (rejected) dan jika tidak berhasil maka dinyatakan: tidak dapat
ditolak (not rejected). Jadi tidak boleh menyatakan
hipotesis diterima
Jika kita menganalisis hasil print out
software (spss, eview) maka seharusnya yang diperhatikan pertama kali adalah
tanda koefisien dibandingkan tanda prediksi (lihat hipotesis). Jika tandanya sama maka terbukti. Jadi sebaiknya melihat hasil adalah terbukti atau tidak terbukti lebih dahulu
barulah signifikan atau tidak signifikan.
berlanjut...... doakan
#skripsi #manajemen #keuangan #akuntansi
Komentar
Posting Komentar