(1)
Validitas dan Reabilitas
Validitas menunjukkan alat ukur yang dipakai
tepat, sedangkan reabilitas adalah alat ukur tersebut akurat/tidak rusak. Misal kita akan mengukur berat badan (kg)
maka alat yang tepat adalah timbangan yang masih berfungsi baik. mengukur berat badan, dengan cara lain (selain timbangan) misal
melalui tinggi badan, BMI, adalah tidak valid dan tidak realibel
contoh: 1.1. Dividen
Bagaimana jika mahasiswa ingin melakukan
penelitian berkenaan dengan dividen perusahaan (laba yang dibagikan). Mahasiswa dapat menggunakan DPS (devidend per
share) atau DPR (devidend payout rasio).
Mari kita bahas contoh sederhana demikian
PT ABC mendapatkan laba sebesar Rp1000, dengan
lembar saham beredar 100 lembar. PT ABC
berencana akan membagikan dividen sebesar Rp600?
Dari contoh di atas maka diketahui
DPS =1000/100 = Rp10/lembar
DPR = 600/1000 = 60%
PT ABC mempertimbangkan untuk melakukan stock
split 1:2, dengan demikian lembar saham beredar berubah dari 100 menjadi 200
lembar; atau setiap satu saham, sekarang dihitung/ekuivalen menjadi dua
saham. Dari situasi ini maka diketahui
DPS =
1000/200 = Rp5/lembar.
DPR = 600/1000 = 60%
Dengan DPS, terjadi perubahan/turun nilai
(signifikan), namun sebenarnya kekayaan investor tidak berubah (tetap
rp10/lembar)
Dengan pengukuran DPR perhitungan tetap sama,
yakni sebesar 60%
: karena itu ukuran untuk dividen yang valid
dan realibel adalah DPR [kecuali ada pertimbangan lainnya]
(1.2) Harga vs return
Investor dalam berinvestasi untuk mendapatkn return, bukan harga. Karena itu, ukuran kinerja investasi yang tepat adalah return
Misal saja.
Nona Sari memiliki uang Rp1,000,000. Dan memiliki alternatif 2 pilihan investasi
(membeli saham) sebagai berikut
Saham A saat ini harga Rp1000
Saham B saat ini harga Rp100
Jika Nona Sari membeli saham A maka akan
mendapatkan 1000 lembar; sedangkan jika membeli saham B akan mendapatkan 10,000
lembar.
Jika harga saham A naik dari Rp1000 à 1100;
maka harga naik +100 atau 10%, dan besaran nilai kekayaan adalah Rp1,100,000
atau naik sebesar Rp100,000 atau 10%
Jika harga saham B naik dari Rp100 à 120;
maka harga naik +20 atau 20%, dan besaran nilai kekayaan adalah Rp1,200,000
atau naik sebesar Rp200,000 atau 20%
: perhatikan, kenaikan harga A lebih besar,
tetapi sebenarnya returnnya kecil [tidak konsisten].
NB: mahasiswa boleh mencoba sebaliknya (jika
harganya turun), maka turun dengan return, akan konsisten
Dengan menggunakan return, maka akan lebih
tepat
Pesan (ilmiah) lainnya, dari contoh ini ada istilah size anomaly, yakni perusahaan dengan skala kecil, secara return akan lebih besar
Tabik pun.
Komentar
Posting Komentar